1.
Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
Pengertian
Pemuda
Pemuda adalah sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang
dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa.
Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melainkan dari
semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda.
Karena kalau bukan para pemuda pemuda, siapa lagi yang akan meneruskan
perjuangan bangsa kita kedepannya.
Pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia
produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner,
optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari
seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan
kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik
berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu
sendiri.
Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana
seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup,
nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat
diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertiansosialisasi menurut para
ahli:
·
Charlotte
Buhler. Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat
berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
·
Peter
Berger. Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
·
Paul
B. Horton. Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
·
Soerjono
Soekanto. Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga
masyarakat yang baru.
Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
·
Internalisasi
Istilah
internasilasasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternasilasikan
norma-norma tersebut. Berikut pengertian Internalisasi:
a.
Secara epistimologi Internalisasi berasal dari kata intern atau kata internal
yang berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan internalisasi berarti
penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576).
b.
Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai
sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai
yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:
439).
c.
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan
nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain
menjadi bagian dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
·
Belajar
Istilah
belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. Berikut pengertian belajar:
a.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai-sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangan, dan
keadaan–keadaan sesaat seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam
interaksi dengan lingkungan.
b.
Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi
bisa untuk mencapai hasil yang optimal
c.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
d.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
·
Spesialisasi
Istilah
spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang
individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama. Berikut
pengertian spesialisasi:
a.
Pengahlian dl suatu cabang ilmu, pekerjaan, kesenian, dsb
b.
Proses mendesain subgrup di dalam suatu entity
Proses
Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda
Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat
membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di
masyarakat. Proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan
terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan
sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan
nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik
beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan
perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan
kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk sosialisasi,
merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya pribadi orang
lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan
“aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula
timbulnya kedirian :
1.
Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara
orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
2.
Dalam
proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan
mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh
penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam
meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
Peranan
Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Pada masa 1990 sampai 2000 an demonstrasi masih marak di berbagai tempat. Pada
masa itu mahasiswa dan pemuda menyebutkan dirinya sebagai Gerakan Moral.
Sedangkan pada mahasiswa yang lain gerakan mahasiswa menyebutkan dirinya
sebagai gerakan Politik.
Mahasiswa menjadi pecah dan terkadang pragmatis. Tidak menjadi rahasia
umum lagi mahasiswa dibayar untuk berdemonstrasi. Sebelum terlalu jauh
meneropong peranan mahasiswa di luar kampus– walaupun klise– sebaiknya kita
mesti ingat bahwa tugas utama mahasiswa dan pemuda adalah belajar di
sekolah/kampus.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama
dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat
istimewa karena mereka dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh
pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari
kerja dan menempuh kehidupan yang relatif sama dengan warga yang lain.
Bisakah mahasiswa beranjak menuju gerakan pemikiran dan gerakan
transformasi?
Mari
kita coba dan berjuang!! Dasar Pemikiran neoliberalisme “pasar adalah tuan dan
negara adalah pelayan” salah satu contoh yang paling baru mengenai kekalahan
negara/pemerintah terhadap pasar adalah harga minyak yang naik.
Paradigma pasar menguhah cara berpikir dan persepsi masyarakat. Dominasi
kapitalisme memutarbalikkan hubungan antara masyarakat (sosial) dan Pasar
(ekonomi) (Polanyi, 1957).
Pada
awal beroperasinya kapitalisme, pasar merupakan bagian dari masyarakat. Operasionaliasi
norma-norma pasar berakar dan dibatasi norma sosial, kultural, dan politik.
Masyarakat merupakan pemegang kunci dalam hubungan sosial dan ekconomi. Tapi
ketika kapitalisme mendominasi, keberadaan pasar telah berbalik 180 derajat,
masyarakatlah yang menjadi bagian dari pasar. kehidupan sehari-hari pun
direduksi menjadi bisnis dan pasar.
Dampak
langsung yang bisa dirasakan semenjak kenaikan BBM tahun 2005 antara lain
terjadi inflasi, daya beli masyarakat menurun, kesehatan masyarakat menurun (kekurangan
gizi), angka anak putus sekolah (drop out), angka kematian anak, pengangguran
dan kemiskinan meningkat, sehingga munculnya kerentanan sosial.
Keadaan di atas dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya generasi yang hilang
(the lost generation) ungkapan yang telah nyaris menjadi klise, jika persoalan
anak dan orang muda tidak dapat diatasi dengan baik khususnya di sektor Gizi
dan kesehatan serta pendidikan, maka kita akan kehilangan sebuah generasi, yang
menjadi pertanyaan apakah benar bahwasanya satu generasi yang akan hilang ?
kehilangan generasi mempunyai implikasi yang luas mereka mungkin tidak akan
mampu menyisakan pendapatannya untuk memperbaiki kesejahteraanya sendiri hingga
lingkaran setan pun terjadi karena Gizi yang rendah, prestasi sekolah yang
pas-pasan, kemungkinan anak akan drop- out dan harus mempertahan kan hidup dan
pengangguran.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi
dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental
instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi
kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos
kerja jadi lemah. Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan”
arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah
tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena
menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak
untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu
dengan kegiatan yang lebih positif. Peran pemuda yang seperti ini adalah peran
sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan
yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan
NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan
kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah
dibaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat
manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para
penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan
sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan
penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
2.
Pemuda dan Identitas
Pola
dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
a.
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar
Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan
dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan
membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD
untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II
diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus
diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang
memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi
lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi
lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan
dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik
Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat
pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada
bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi.
Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang
pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan
tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat
atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
b.
Peningkatan mutu pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan untuk semua jenis dan tingkat pendidikan dilakukan
antara lain melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.
pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan sistim studi pada
umumnya
2.
pengadaan buku-buku pelajaran pokok beserta buku pedoman guru (Ilmu Pengetahuan
Alam, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa) pada SD dan
sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan teknik untuk
sekolahsekolah yang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan dalam berbagai
bidang studi pada pendidikan tinggi.
3.
pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada SD, Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Luar Biasa, laboratorium IPA pada sekolah-sekolah
lanjutan umum (SMP dan SMA), fasilitas dan perlengkapan latihan dan praktek
pada sekolah-sekolah kejuruan dan teknik, serta laboratorium-laboratorium untuk
berbagai bidang ilmu pada pendidikan tinggi.
4.
penataran guru dan dosen secara terarah sesuai dengan keperluan dan prioritas
peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan tingkat pendidikan.
5.
pengadaan buku-buku bacaan yang sehat .dan bermutu melalui perpustakaan sekolah
untuk SD dan sekolah-sekolah lanjutan dalam rangka merangsang minat baca para
anak didik dan siswa serta kalangan remaja dan pemuda pada umumnya.
c.
Peningkatan relevansi pendidikan
Perluasan dan peningkatan mutu pendidikan sebagaimana diutarakan di atas
diusahakan untuk lebih langsung dikaitkan dengan pengembangan kesempatan kerja,
termasuk meningkatkan prakarsa membuka lapangan kerja sendiri oleh para
lulus-an sekolah, sesuai dengan arah pengembangan generasi muda yang sanggup
berdiri sendiri. Sekolah-sekolah kejuruan dan teknik akan lebih dikembangkan
polanya sehingga menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang diperlukan oleh
pembangunan. Untuk itu, dunia usaha dan sektor-sektor yang menciptakan lapangan
kerja diikut sertakan sepenuhnya di dalam latihan-latihan ketrampilan kejuruan
dan teknik.
Keserasian
sistim pendidikan dengan kebutuhan pembangunan diusahakan pula dengan
menambahkan mata pelajaran kerajinan tangan (prakarya) serta fasilitas
pendidikan ketrampilan lainnya pada pendidikan umum. Untuk mengusahakan agar
mahasiswa memperoleh latihan yang sesuai dengan kenyataan dan kemajuan
pembangunan diselenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian
yang integral dari kurikulum Perguruan Tinggi.
d.
Peningkatan pengelolaan sistim pendidikan
Usaha dalam lapangan ini diperlukan agar dana dan tenaga yang tersedia
dapat digunakan secara tepat dan berhasil guna dalam usaha perluasan kesempatan
belajar, peningkatan mutu dan peningkatan relevansi pendidikan. Kebijaksanaan
dan tata cara kerja yang dikembangkan antara lain meliputi pe-ngembangan
kemampuan tenaga pimpinan dalam jumlah yang memadai dan mutu yang baik,
kelancaran komunikasi dalam struktur pengorganisasian yang tepat dan terarah,
sinkronisasi berbagai kegiatan pendidikan dan latihan sesuai dengan pembagian
tugas dan tanggung-jawab fungsionil pembinaan pendidikan dan latihan, serta
pengawasan pelaksanaan, baik dalam arti keuangan dan penggunaan biaya maupun teknis
operasionil dari pelaksanaan proyek dan program.
e.
Pendidikan di luar sekolah
Pendidikan di luar sekolah ditingkatkan antara lain melalui usaha pemulihan
kemampuan aksarawan yang ada dan menghasilkan aksarawan-aksarawan baru dengan
disertai penyediaan bahan bacaan pengetahuan praktis. Kegiatan ini diserasikan
pula dengan usaha-usaha penerangan dan penyuluhan dalam berbagai bidang
pembangunan masyarakat. Di samping itu dilakukan pula usaha-usaha pembinaan
keluarga sejahtera. Selanjutnya diselenggarakan berbagai kegiatan latihan dan
kursus pendidikan masyarakat yang bertujuan memberikan berbagai ketrampilan
dasar terutama bagi para remaja yang tidak sepenuhnya berkesempatan mengikuti
atau melanjutkan pendidikan sekolah.
f.
Pembinaan generasi muda
Pembinaan generasi muda pada umumnya bertalian erat baik dengan usaha-usaha
pendidikan sekolah (pendidikan for-mil) maupun dengan kegiatan pendidikan luar
sekolah (non- formil). Pengembangan kehidupan berorganisasi di kalangan
generasi muda dilakukan dalam lingkungan sekolah dan kampus begitu pula di
kalangan masyarakat luas (dalam kepramukaan ataupun organisasi kepemudaan
lainnya).
Kebijaksanaan pengembangan generasi muda dilakukan secara terkoordinasi,
terarah, integral dan komprehensif. Hal ini berarti bahwa antara satu
organisasi/lembaga dengan organisasi/lembaga lainnya dibina hubungan saling
mengisi dan saling membantu dalam rangka meningkatkan integrasi pemuda dalam
pelaksanaan program-program pembangunan serta partisipasinya dalam proses
pembangunan pada umumnya.
g.
Pembinaan olahraga
Usaha
di bidang pembinaan olah raga bertujuan meningkatkan kondisi fisik di samping
meningkatkan mutu prestasi keolah-ragaan. Untuk mencapai tujuan tersebut
diusahakan peningkatan program-program kesegaran jasmani dan latihan/
perlombaan olah-raga yang diikuti oleh sebanyak mungkin peserta di samping
peningkatan prestasi berbagai cabang olah raga secara kontinu dan berjenjang.
Dalam rangka kebijaksanaan tersebut disediakan alat-alat olah raga di
sekolah-sekolah, serta penyelenggaraan pertandingan-pertandingan olah raga di
kalangan siswa, generasi muda dan masyarakat luas. Suatu bentuk senam pagi khas
Indonesia dikembangkan pula untuk disebarluaskan kepada seluruh masyarakat.
h.
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan dan pembinaan
generasi muda antara lain diwujudkan melalui pelaksanaan Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP’) yang telah ditinjau kembali sehingga lebih sesuai dengan
kenyataan kemampuan orang tua serta lebih wajar, adil dan efektif. Di samping
itu diusahakan menggairahkan pengikutsertaan masyarakat luas termasuk dunia
usaha melalui Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Usaha-usaha
penyempurnaan SPP dan BP3 tersebut akan terus dilanjutkan sehingga kerjasama antara
keluarga, masyarakat dan Pemerintah.
2
Pengertian Pokok Pembinaan dan Pengembngan Generasi Muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani
bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab
untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu
mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang
permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota,
anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya
upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta
semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat
dan terutama generasi muda itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan generasi muda
dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan
mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan
masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna.
Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan
seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional
pemuda lainnya. Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara
ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang
bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam pembangunan nasional pada
umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu
kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat
kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka macam alat musik seperti suling,
angklung dan sebagainya.
Masalah-masalah
Generasi Muda
Generasi
muda dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menghadapi berbagai
permasalahan yang perlu diupayakan penanggulangannya dengan melibatkan semua
pihak. Permasalahan umum yang dihadapi oleh generasi muda di Indonesia dewasa
ini antara lain sebagai berikut :
1.
Terbatasnya
lapangan kerja yang tersedia. Dengan adanya pengangguran dapat merupakan beban
bagi keluarga maupun negara sehingga dapat menimbulkan permasalahan
lainnya.
2.
Penyalahgunaan
Obat Narkotika dan Zat Adiktif lainnya yang merusak fisik dan mental
bangsa.
3.
Masih
adanya anak-anak yang hidup menggelandang.
4.
Pergaulan
bebas diantara muda-mudi yang menunjukkan gejala penyimpangan perilaku (Deviant
behavior).
5.
Masuknya
budaya barat (Westernisasi Culture) yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
kita yang dapat merusak mental generasi muda.
6.
Perkimpoian
dibawah umur yang masih banyak dilakukan oleh golongan masyarakat, terutama di
pedesaan.
7.
Masih
merajalelanya kenakalan remaja dan permasalahan lainnya.
Potensi-potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi
yang ada pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
·
Idealisme
dan daya kritis
·
Dinamika
dan kreatifitas
·
Keberanian
mengambil resiko
·
Optimis
kegairahan semangat
·
Sikap
kemandirian dan disiplin murni
·
Terdidik
·
Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan
·
Patriotisme
dan nasionalisme
·
Sikap
kesatria
Tujuan
Pokok Sosialisasi
Sosialisasi
mempunyai tujuan sebagai berikut :
·
memberikan
keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
·
mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif
·
membantu
mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diri yang tepat.
·
membiasakan
diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di
masyarakat.
3.
Perguruan dan Pendidikan
Pengembangan
Potensi Generasi Muda
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan
tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam
pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium-laboratorium dan
pada kesempatan-kesempatan praktek lapangan.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus
diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Pendidikan
dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Perguruan Tinggi adalah suatu tempat yang didambakan, diimpikan,
diharapkan, difavoritkan, dan dicintai oleh masyarakat pada umumnya dan
masyarakat kampus pada khususnya. Agar bisa menjadi Perguruan Tinggi Idaman,
maka ada 5 faktoryang harus dipenuhi, yaitu :
–
Mutu / Kualitas
–
Biaya murah / terjangkau
–
Keamanan / Kenyamanan
–
Mengikuti Perkembangan Zaman Bermanfaat Bagi Mayarakat
Alasan
untuk Mengenyam Pendidikan di Perguruan Tinggi
1.
Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki
pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk
terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai
masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi
muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun
mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
2.
Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa
mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan
generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP,
Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan
dapat diketahui.
3.
Mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam
bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya
khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
4.
Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan
sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai
latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan
generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai
pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang
lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
Link Download Power Point:
http://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/41396863
Sumber Referensi:
http://dadangdaelimi.wordpress.com/2012/10/27/pemuda-dan-sosialisasi/
http://ilmusosialdasar-jevry.blogspot.com/2012/10/pemuda-dan-sosialisasi.html
http://nurulaini23.wordpress.com/2010/11/11/pemuda-dan-sosialisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar